Author:
Annajih Moh Ziyadul Haq,Saidah Ishlakhatus
Abstract
Bimbingan dan konseling di Indonesia telah resmi masuk sejak 1975. Namun, dalam praktiknya bimbingan konseling kerap mengalami kendala, sehingga eksistensinya cendrung bernada negatif. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu keterbatasan kualitas sumber daya manusia dalam bidang bimbingan dan konseling. Karenanya, dalam implementasinya layanan konseling di sekolah kurang efektif. Model konseling KIPAS hadir menjadi tawaran alternatif terhadap problematik tersebut. Konsepsi KIPAS menawarkan posisi diri sebagai syarat kualitas upaya meminimalisir nada negatif terhadap bimbingan dan konseling. KIPAS yang merupakan akronim (posisi diri) dari (1) kawan, (2) inovator, (3) pamong, (4) abdi, dan (5) supporter. Dalam implementasinya, langkah model KIPAS yaitu, (1) kabar gembira; (2) integrasi dan internalisasi; (3) perencanaan tindakan; (4) aktualisasi; dan (5) sertifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa konsepsi konseling KIPAS memang dipersiapkan untuk menjadi tawaran mencerahkan bagi ketimpangan pelaksanan bimbingan konseling selama ini. Melalui konsepsi ini, diharapkan terciptanya suasana baru yang lebih menggembirakan dan mengubah stigma konseling ke arah yang lebih baik.
Publisher
STAI Miftahul Ulum Pamekasan
Cited by
2 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献