Author:
Danu Yuliarto ,Achmad Satya Negara ,Harijono Kariosentono ,Nugrohoaji Dharmawan ,Nurrachmat Mulianto
Abstract
Kromoblastomikosis merupakan infeksi jamur profunda pada kulit dan jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur berpigmen atau jamur dematiaceous. Penyakit ini merupakan endemi di daerah tropis dan subtropis seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Kromoblastomikosis lebih banyak ditemukan pada laki-laki dewasa yang bekerja di area pertanian, tukang kebun, maupun tukang kayu. Diagnosis kromoblastomikosis ditegakkan melalui pemeriksaan kerokan kulit, kultur mikroskopik, atau ditemukan sel muriform atau medlar bodies pada pemeriksaan histopatologi maupun kultur. Gambaran klinis bervariasi, lesi awal berupa papul yang menyebar secara lambat selama beberapa bulan sampai tahun, kemudian lesi akan membentuk suatu plak dengan bagian tengah atropi. Banyak pasien tidak terdiagnosis pada tahap awal perkembangan penyakit dikarenakan tahap ini jarang terlihat. Pengobatan kromoblastomikosis meliputi pembedahan lesi awal dan terapi farmakologis dengan agen antifungal seperti itraconazole, yang paling umum digunakan dalam pengobatan kromoblastomikosis. Prognosis kromoblastomikosis tidak terlalu baik, kecuali pada lesi yang baru.
Reference25 articles.
1. Telles FQ, Hoog SD, Santos DWCL, Salgado CG, Vicente VA, Bonifaz A, et al. Chromoblastomycosis. Clin Microbiol Rev. 2017;30:233-76.
2. Hay RJ. Deep fungal infections. Dalam Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. McGraw Hill; 2012.h.2312–7.
3. Telles FQ, Esterre P, Blanco MP, Vitale RG, Salgado CG, Bonifaz A. Chromoblastomycosis: an overview of clinical manifestations, diagnosis and treatment. Medical Mycology 2009;47:3-15.
4. Schwartz RA, Baran E. Chromoblastomycosis. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1092695-print
5. Telles FQ. Chromoblastomycosis: A neglected tropical disease. Rev. Inst. Med. Trop. Sao Paulo 2015;57(19):46-50.