Author:
Muslimah ,Wahyuningsih Puji,Yusnawati Yusnawati
Abstract
Garam merupakan salah satu komoditas lokal yang dihasilkan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Timur. Garam ini banyak dimanfaatkan sebagai zat aditif untuk proses pengolahan beberapa komoditas lainnya diantaranya pengawetan ikan dan pembuatan asam sunti. Kualitas garam sangat dipengaruhi oleh kepekatan air laut dan metode pengolahannya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh metode pengolahan produksi garam terhadap kualitas garam yang dihasilkan dan membandingkan hasil analisis dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk garam konsumsi beryodium. Manfaat dalam penelitian ini adalah memberikan informasi kepada petani garam terkait kualitas garam yang dihasilkan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas garam sesuai standar SNI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif, yaitu membandingkan parameter kualitas garam yang diproduksi dengan cara geomembran (G1), perebusan (G2) dan gabungan keduanya (G3). Parameter mutu yang dianalisis adalah kadar air, kadar NaCl, kadar iodium, dan bagian yang tidak larut dalam air. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar air pada G1, G2, G3 berturut-turut adalah 1, 7, dan 6,4, kadar NaCl pada G1, G2, G3 berturut-turut adalah 12,51; 10,98; 12,29; bagian tidak larut dalam air pada G1, G2, G3 berturut-turut adalah 2, 4, 2,5 dan kadar iodium pada G1, G2, G3 berturut-turut adalah 34,65; 42,49; 47,46 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode produksi secara geomembran memiliki kualitas garam yang lebih baik dibandingkan dengan metode produksi perebusan dan gabungan antara keduanya. Kadar NaCl dan kadar iodin yang dihasilkan melalui produksi geomembran sudah mencapai standar SNI 3556:2010 tentang garam konsumsi beryodium.
Reference33 articles.
1. Abdelaal, F., M. Morsy, dan R. K. Rowe (2019). Long-termPerformance of a HDPE Geomembrane Stabilized without HALS in Chlorinated Water. Geotextiles and Geomem-branes,47(6); 815–830. https://doi.org/10.1016/j.geotexmem.2019.103497
2. Abdullah, Z. Arif, dan Aprilina Susandini. 2018. Media produksi (geomembrane) dapat meningkatkan kualitas dan harga jual garam (study kasus: ladang garam milik rakyat di wilayah madura). Eco-Entrepreneur. 4(1): 21–36. https://journal.trunojoyo.ac.id/eco-entrepreneur/article/viewFile/3998/2899
3. Apriani, M., W. Hadi, dan A. Masduqi (2018). Physico-chemical Properties of Sea Water and Bittern in Indonesia: Quality Improvement and Potential Resources Utilizationfor Marine Environmental Sustainability. Journal of Eco-logical Engineering,19(3); 1–10.
4. https://doi.org/10.12911/22998993/86150
5. Arwiyah, A., Zainuri M., dan Efendy M. 2015. Studi kandungan NaCl di dalam air baku dan garam yang dihasilkan serta produktivitas lahan garam menggunakan media meja garam yang berbeda. J Kelautan Indonesia. 8(1):1–9. https://journal.trunojoyo.ac.id/jurnalkelautan/article/viewFile/804/1064